Tugas 3 APSI D


FEASYBILITY STUDY

Definisi

Feasibility study atau studi kelayakan adalah salah satu langkah penting dalam proses pengembangan proyek. Studi ini dilakukan untuk menilai apakah proyek yang akan dikembangkan layak atau tidak, baik dari sisi teknis, ekonomi, hingga legal. 

Tujuan dari Feasibility Study (Studi Kelayakan) adalah untuk mengevaluasi kelayakan suatu proyek atau inisiatif bisnis sebelum dilakukan investasi yang signifikan. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis secara komprehensif faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proyek, baik dari segi teknis, keuangan, operasional, maupun strategis. 

Jenis Feasybility Study

  1. Studi Kelayakan Teknis (Technical Feasibility): Studi ini mengevaluasi apakah proyek tersebut dapat dilaksanakan secara teknis. Ini mencakup analisis kelayakan teknologi yang diperlukan, ketersediaan sumber daya teknis, kemampuan organisasi untuk mengelola teknologi tersebut, dan kompatibilitas dengan infrastruktur yang ada.
  2. Studi Kelayakan Ekonomi (Economic Feasibility): Studi ini fokus pada aspek keuangan dan ekonomi proyek. Tujuannya adalah untuk menilai apakah proyek tersebut layak secara finansial. Ini melibatkan analisis biaya dan manfaat, penghitungan pengembalian investasi (ROI), analisis keseimbangan biaya, serta proyeksi pendapatan dan keuntungan.
  3. Studi Kelayakan Operasional (Operational Feasibility): Studi ini mengevaluasi apakah proyek tersebut dapat diimplementasikan dan dioperasikan dengan sukses. Ini mencakup analisis kemampuan organisasi untuk menjalankan proyek, ketersediaan sumber daya manusia, kecukupan infrastruktur, serta kesiapan operasional dan kehandalan sistem yang akan digunakan.
  4. Studi Kelayakan Hukum dan Peraturan (Legal and Regulatory Feasibility): Studi ini melibatkan penilaian terhadap kelayakan proyek dari segi aspek hukum dan peraturan yang berlaku. Ini termasuk kompatibilitas dengan undang-undang dan regulasi yang berlaku, persyaratan perizinan, izin lingkungan, dan kepatuhan terhadap standar industri yang berlaku.

Studi Kasus

Sebuah perusahaan BUMN ingin mengembangkan aplikasi kepegawaian dengan alokasi dana sebesar Rp475.000.000. Untuk menghitung PV, ROI, BEP, dan NPV dari pengembangan aplikasi kepegawaian tersebut, diperlukan informasi tambahan seperti estimasi biaya pengembangan, estimasi penghematan biaya, dan estimasi pendapatan dari penggunaan aplikasi tersebut. Berikut informasi yang diberikan :

· Estimasi Biaya Pengembangan             : Rp 475.000.000

· Estimasi Penghematan Biaya per tahun : Rp50.000.000

· Estimasi Balik Modal                            : 5 Tahun



PV (Present Value): PV adalah nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan pada masa depan. Namun, karena estimasi pendapatan tidak diberikan, kita tidak dapat menghitung PV secara langsung.



Rumus menghitung Present Value adalah PV=FV/(1+ r)^n

Dimana :

FV (Future Value)    : Rp 550.000.000

R(Tingkat Diskonto) : 4%

N(jangka waktu)      : 5 tahun

Maka:

PV : Rp 550.000.000/(1+0,04)^5

     : Rp 669.657.500

ROI adalah singkatan dari Return on Investment, yaitu rasio keuntungan atau laba bersih yang diperoleh dari investasi dibandingkan dengan biaya investasi.
Rumus menghitung ROI = (keuntungan - biaya) / biaya x 100%Rumus menghitung ROI = (keuntungan - biaya) / biaya x 100%

ROI : (Rp550.000.000 – Rp475.000.000) / Rp475.000.000
       : 15.8%


BEP adalah titik di mana pendapatan sama dengan biaya, sehingga tidak ada keuntungan atau kerugian.

Rumus menghitung BEP = Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit - Biaya Variabel per Unit)

BEP : Rp 75.000.000 / (2.000.000 – 1.000.000)
       : 75

NPV (Net Present Value): NPV adalah selisih antara nilai sekarang dari arus kas masuk dan keluar dari proyek investasi. Dalam hal ini, karena estimasi pendapatan tidak diberikan, kita tidak dapat menghitung NPV secara langsung.



Rumus menghitung NPV = Present Value - Cost of Investment

NPV : Rp669.657.500- Rp475.000.000

       : Rp194.657.500


Referensi:

Comments

Popular posts from this blog

Tugas 8 APSI D

Tugas 1 PBKK

Quiz 1 PBKK